Home » , , » Alasan Penyebab Terjadinya Aborsi Kandungan

Alasan Penyebab Terjadinya Aborsi Kandungan

Frekwensi terjadinya aborsi di Indonesia sangatlah susah dihitung dengan cara akurat lantaran banyak masalah aborsi buatan/berniat yg tidak dilaporkan. Berdasar pada perkiraan dari BKBN, ada seputar 2 juta masalah aborsi yang berlangsung tiap-tiap tahunnya. Pada riset di Amerika Serikat ada 1, 2 – 1, 6 juta obat aborsi aman yang disengaja dalam 10 th. paling akhir serta adalah pilihan wanita Amerika untuk kehamilan yg tidak di idamkan. Keseluruhannya, di semua dunia, aborsi yaitu pemicu kematian yang paling penting dibanding kanker ataupun penyakit jantung.

Argumen

Aborsi yang dikerjakan seseorang wanita hamil mempunyai beragam jenis argumen, baik argumen medis ataupun argumen non medis. Menurut studi dari Aida Torres serta Jacqueline Sarroch Forrest (1998), menyebutkan bahwa cuma 1 persen masalah aborsi lantaran perkosaan atau incest (jalinan intim satu darah), 3 persen lantaran membahayakan nyawa calon ibu, serta 3 persen lantaran janin bakal tumbuh dengan cacat badan yang serius. Sedang 93 persen masalah aborsi yang lain yaitu lantaran argumen-alasan non medis salah satunya yaitu tidak mau mempunyai anak dengan argumen takut mengganggu karier atau sekolah, tak mempunyai cukup duit untuk menjaga anak, serta tidak mau mempunyai anak tanpa ada bapak.

Penyebab
Alasan Penyebab Terjadinya Aborsi Kandungan

Pemicu abortus spontan beragam mencakup infeksi, aspek hormonal, kelainan bentuk rahim, aspek imunologi (kekebalan badan), serta penyakit dari ibu. Pemicu abortus biasanya terdiri atas aspek janin serta aspek ibu.

Aspek Janin

Biasanya abortus spontan yang berlangsung lantaran aspek janin karena sebab terdapatnya kelainan pada perubahan janin seperti kelainan kromosom (genetik), masalah pada ari-ari, ataupun kecelakaan pada janin. Frekwensi terjadinya kelainan kromosom (genetik) pada triwulan awal sekitar sebesar 60%.

Aspek ibu

Banyak hal yang terkait dengan aspek ibu yang bisa mengakibatkan abortus spontan yaitu aspek genetik orang-tua yang bertindak juga sebagai carrier (pembawa) didalam kelainan genetik ; infeksi pada kehamilan seperti herpes simpleks virus, cytomegalovirus, sifilis, gonorrhea ; kelainan hormonal seperti hipertiroid, kencing manis yg tidak termonitor ; kelainan jantung ; kelainan bawaan dari rahim, seperti rahim bikornu (rahim yang bertanduk), rahim yang bersepta (mempunyai selaput pembatas di dalamnya) ataupun parut rahim disebabkan kisah kuret atau operasi rahim pada awal mulanya. Mioma pada rahim juga terkait dengan angka peristiwa obat aborsi murah spontan.
Aspek resiko yang terkait dengan terjadinya abortus yaitu :

 Umur ibu yang lanjut
 Kisah kehamilan pada awal mulanya yang kurang baik
 Kisah infertilitas (tak mempunyai anak)
 Ada kelainan atau penyakit yang mengikuti kehamilan
 Infeksi (cacar, toxoplasma, dan lain-lain)
 Paparan dengan beragam jenis zat kimia (rokok, obat-obatab, alkohol, radiasi)
 Trauma pada perut atau panggul pada 3 bln. awal kehamilan
 Kelainan kromosom (genetik)

Sinyal serta Gejala

 Nyeri perut sisi bawah
 Keram pada rahim
 Nyeri pada punggung
 Perdarahan dari kemaluan
 Pembukaan leher rahim
 Pengeluaran janin dari dalam rahim

Kontrol penunjang

Kontrol yang butuh dikerjakan yaitu kontrol USG, kontrol darah, serta kontrol hormonal kandungan B-hCG.

Tatalaksana pasca abortus

Kontrol untuk mencari pemicu abortus spontan dengan memakai USG atau kandungan B-hCG sepanjang 1-2 bln. selanjutnya. Setelah alami abortus, ibu disarankan janganlah hamil dahulu sepanjang 3 bln. lalu (bila perlu pakai kontrasepsi kondom atau pil).